Selasa, 07 Februari 2017

OMPU MONANG NAPITUPULU INGIN SEDERHANAKAN BUDAYA BATAK

OMPU MONANG NAPITUPULU INGIN SEDERHANAKAN BUDAYA BATAK
Arbain Rambey
Resume

Sebuah iklan yang menggemparkan warga Medan yang isinya mengajak agar masyarakat Batak Toba mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pangosit. Lingkungan Bona Pangosit adalah bahasa sub-etnik Batak Toba untuk menyebut daerah tempat tinggal mereka di Sumatera Utara, tepatnya di sekitar Danau Toba. Pemasang iklan itu adalah Parbato atau Pertungkoan Batak Toba, sebuah organisasi kesukuan yang berdiri pada bulan Agustus 1997. Gerakan kesukuan ini menimbulkan pertanyaan, bukannya gerakan kesukuan ini justru menjadi langkah mundur di tengah arus globalisasi. Tetapi menurut ketua Parbato, Ompu Monang, banyak masalah hanya bisa didekati secara etnis. Dia juga memaparkan pentingnya tiap etnis di Indonesia punya kesadaran diri untuk menggalang solidaritas kecil yang akhirnya berguna untuk solidaritas Indonesia secara keseluruhan. Batak toba merupakan salah satu sub-etnis suku Batak. Streotip Batak Toba seperti streotip orang batak pada umumnya. Watak keras tampak jelas pada Ompu Monang. Tetapi dibalik sikapnya itu Ompu Monang memiliki banyak “kehangatan” khas Batak.
Ompu Monang yang nama aslinya Daniel Napitupulu, mengaku bahwa namanya sekarang diambil dari nama cucu pertamanya. Pemakaian nama itu merupakan salah satu kehangatan kekerabatan orang Batak. Selain itu, kehangatan kekerabatan orang batak terlihat pada upacara perkawinan. Kehangatan kekerabatan ini berdampak positif yaitu rasa tanggung jawab pada hal pendidikan dan perawatan seorang anak bisa melebar pada paman-pamannya. Namun ada dampak negatifnya juga, yaitu pemborosan uang dan waktu. Pemborosan uang dapat dilihat pada saat pengulosan acara pernikahan, pembangunan makam mewah. Pemborosan waktu juga dapat dilihat pada acara perkawinan yaitu saat pemberian nasehat. Karena akan ada ratusan orang yang memberikan nasehat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Parbato mengadakan beberapa seminar. Pada pernikahan anak perempuannya, akan digelar dengan caranya sendiri namun tidak melenceng dari adat Batak Toba. Di pesta itu dia membatasi pemberian kain ulos dan tidak ada penasehat. Cara ini adalah solusi terbaik yang harus dilakukan untuk mengurangi penyelewengan adat dan aksi nyata ini menjadi nasehat terbaik.

KEHIDUPAN SUKU DAYAK KENYAH DAN MODANG DEWASA INI INVENTARISASI SEBUAH PROSES KEMISKINAN
Franky Raden
Resume
Daerah pemukiman Kecamatan Ancalong, Tenggarong yang dihuni suku Dayak Kenyah dan Mondang merupakan daerah terisolir. Dulu daerah ini masih kental dengan kebudayaan. Tetapi setelah kedatangan Belanda yang membawa pengaruh agama, banyak konflik dan perpecahan yang terjadi. Selain masalah keagamaan, sulitnya mendapatkan barang menjadi suatu konflik yang baru. Bahkan banyak yang memutuskan untuk meninggalkan daerah asalnya. Inilah awal proses kemiskinan yang mereka alami.
Suku Dayak Kenyah dan Mondang saat ini hidup di sepanjang Sungai Kelinjau. Dan para pendatang ini dapat menguasai arus perekonomian suku Dayak. Dilihat dari sepintas lalu kehidupan mereka sehari-hari kelihatan berkecukupan. Namun kenyataannya tidak demikian. Akhirnya, kondisi perekonomianlah yang menjadi salah satu faktor yang paling kuat dalam mengakibatkan kegoncangan dan memojokkan kehidupan orang-orang Dayak. Kondisi ini juga berdampak pada kebudayaan dan kesenian mereka yang terdistorsi. Contohnya, Lamin yang merupakan manifestasi dari tata cara pemerintah dan susunan masyarakat serta merupakan titik sentral dari aktivitas kehidupan mereka dalam ruang penghayatan kebersamaan yang eksistensial, akhirnya tereduksi menjadi bangunan megah yang mati karena setiap keluarga saat ini sudah mempunyai rumah sendiri. Akibat dari proses desentralisasi ini yaitu kesenian menjadi terpisah dari kehidupan sehari-hari mereka. Terciptanya kondisi demikian ini, tidak dapat dilepaskan dari penanganan dan tanggungjawab pemerintah daerah. Tetapi usaha dari pemrintah ini hanya menjebak mereka ke dalam masalah yang rumit.
Faktor terburuk yang menggoncangkan kehidupan masyarakat Dayak adalah munculnya penguasa hutan yang mendadak mengunci hutan untuk daerah perladangan yang menjadi sumber kehidupan mereka. Ini membuat mereka pontang-panting berusaha mencari alternatif hidup lain. Menurut suku Dayak, tanggalnya sebuah roda kehidupan yang menggerakkan seluruh sistem nilai mereka, merupakan titik awal dari munculnya khaos. Dari sini jelas bahwa proses pemiskinan yang mereka alami adalah proses pemiskinan nilai secara keseluruhan di tiap sisi kehidupan. Fakta yang dekat dari signifikan masalah ini terlihat jelas pada kehidupan suku Dayak Umak Tau di kampung Tanjung Manis. Kampung ini adalah kampung yang paling miskin dan rawan di seluruh kecamatan. Tetapi, di dalam diri mereka terdapat jiwa gotong royong dan kooperatif. Mereka dan suku Dayak lainnya sangat merindukan cara hidup yang lama.
Sekarang menjadi jelas bahwa masalah kemiskinan di negeri kita bukan hanya masalah bagaimana manusia dapat dapat hidup layak. Tetapi yang lebih mendasar adalah bagaimana menghormati dan memberi hak hidup mereka di atas nilai kultur tradisi sendiri. Hikmah dan kesadaran akan dimensi nilai ini harus diambil untuk membangun strategi politik bangsa kita. Masalah yang dihadapi oleh suku Dayak ini sebenarnya adalah miniatur masalah yang terjadi di Indonesia. Masuknya sistim nilai kota mendadak membuat mereka sadar bahwa bahwa mereka miskin. Reaksi mereka kemudian adalah lekas-lekas menjual harta kebudayaan mereka yang laku kepada orang kota atau menjadi pengemis di hadapan orang-orang asing. Dalam bentuk ekstrimnya melalui turisme ini kita menjual bangsa sendiri yang belum siap sama sekali dihadapkan secara frontal demikian kepada suatu jaringan mekanisme kehidupan modern yang manifestasinya dihadapan mereka hanyalah kelimpahan materi.
Konflik permasalahan ini membuktikan bahwa masyarakat kita masih dalam kondisi yang anarkhis, tidak ada yang superior antara satu dengan yang lainnya. Kita yang saat ini berada pada posisi yang aktif dan memiliki otoritas seharusnya dapat mengerem proses tersebut kalau kita menyadari bahayanya. Dan saat ini masalah yang harus kita hadapi adalah bagaimana membawa dan memanfaatkan semua posisi dan kemungkinan itu untuk kepentingan negara dan masyarakat banyak.

0 comments:

Posting Komentar